Laman

Sabtu, 03 Agustus 2013

WAHYU PERTAMA NABI MUHAMMAD SAW.

Assalammu'alaikum Saudara-Saudaraku seiman dan seakidah.



    Kesempatan kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang kisah turunnya wahyu pertama kepada baginda Rasulullah Muhammad saw. Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6 agustus 610 Masehi, diwaktu Rasulullah saw. sedang bertahannuts di gua Hira', datang lah malaikat Jibril. Jelasnya saya tuliskan dibawah ini. Kisah ini saya kutib langsung dari kitab Shahih Muslim .


Dari Aisyah -istri Nabi saw-. menceritakan:
     "Mula pertama Rasulullah saw. menerima wahyu adalah mimpi benar dalam tidur. Setiap kali beliau bermimpi, mimpi itu datang bagaikan terangnya subuh. Kemudian beliau diberi rasa suka bersunyi diri. Biasanya beliau menyepi di gua Hira'. Disana beliau beribadah bermalam-malam, sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya). Untuk itu beliau membawa bekal. Setelah beberapa hari, beliau pulang kepada Khadijah, mengambil bekal lagi untuk beberapa malam. Hal itu terus beliau lakukan, sampai secara mendadak wahyu datang ketika beliau sedang berada di gua Hira'. Ada malaikat (Jibril as.) datang dan berkata: "Bacalah!". 

Beliau (Rasulullah saw.) menjawab: "Aku tidak bisa membaca".

Rasulullah saw. bersabda: "Malaikat itu menangkap dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu ia melepaskanku seraya bertkata: "Bacalah!".

Aku menjawab: "Aku tidak bisa membaca."

Dia menangkap dan mendekapku lagi untuk yang kedua kali, hingga aku merasa kepayahan. Kemudian ia melepaskan sambil berkata: "Bacalah!".

Aku menjawab: "Aku tidak bisa membaca." 

Dan untuk yang ketiga kalinya ia menangkap dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu ia melepaskanku dan mengatakan: "IQRA' BISMI RABBIKA......... (Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui. Surat Al- Alaq: 1-5)



Rasulullah saw. pulang membawa ayat tersebut dalam keadaan bergetar seluruh tubuhnya, hingga beliau masuk kerumah Khadijah seraya berkata: "Selimutilah aku, selimutilah aku!".

Orang-orang pun menyelimutinya, hingga hilang rasa gentar dirinya.

Kemudian beliau berkata kepada Khadijah: "Hai Khadijah apa yang telah terjadi denganku?". Lalu beliau menceritakan seluruh peristiwa.

Beliau berkata: "Aku benar-benar khawatir terhadap diriku".

Khadijah menghibur beliau: "Jangan begitu, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak bakal menghinakanmu, selamanya. Demi Allah! sungguh engkau telah menyambung tali persaudaraan, engkau selalu jujur dalam kata, engkau telah memikul beban orang lain, engkau suka mengusahakan kebutuhan orang tak punya, engkau senang menyuguh tamu dan senantiasa membela kebenaran".

     Kemudian Khadijah mengajak beliau untuk datang kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdil Uzza, saudara misan Khadijah. Ia adalah seorang yang sudah menjadi Nasrani pada zaman Jahiliyyah. Ia suka menulis dengan tulisan Arab dan cukup banyak menulis dari kitab injil dengan tulisab Arab. Ketika itu, ia telah tua dan buta.

Khadijah berkata kepadanya: "Paman, dengarkanlah cerita anak saudaramu ini".

Waraqah bin Naufal berkata: "Hai anak saudaraku, apa yang engkau alami?".

Rasulullah saw. menceritakan semua peristiwa yang beliau alami. 

     Mendengar penuturan itu, Waraqah berkata: "Ini adalah Namus (Jibril) yang dulu diturunkan kepada Musa as. oh, kalau saja dimasa kenabianmu itu aku masih muda belia, oh, kalau saja aku masih hidup saat engkau diusir oleh kaummu".

Rasulullah saw. bertanya: "Apakah mereka akan mengusirku?".

     Jawab Waraqah: "Ya benar, tidak seorang pun yang datang membawa apa (ayat-ayat) yang engkau bawa itu yang tidak dimusuhi. Sekiranya aku masih mendapati hari itu, pasti aku akan membelamu sekuat-kuatnya"

                                                            ***



Demikian yang mungkin bisa saya tuliskan, semoga yang saya tuliskan ini menjadi pelajaran bermanfaat buat kita semua.

Wassalammu'alaikum...